Overblog
Edit post Follow this blog Administration + Create my blog

Jika diperas, inti Al-Quran ada di Alfatihah. Jika diperas lagi, inti Alfatihah ada di ayat pertama. Jika diperas lagi, intinya ada di kata Rahman-Rahim

21 Apr

KELEMBUTAN HATI

Published by Gerakan Islam Cinta

Gambar : pixabay.com

Gambar : pixabay.com

Tidak perlulah keburukan diberangus dengan cara-cara yang sama buruknya, kekerasan sebaiknya dihadapi dengan kelembutan. Karena kelembutan itulah hakikat dari hati yang terus menerus dibersihkan.

Matahari masih terbit seperti biasa, hujan turun sebagaimana hari-hari sebelumnya, rembulan telah berubah waktu edarnya. Padahal jika merenung sebentar saja ada yang tidak kembali sejak pergi, yaitu umur. Kita tak akan lebih muda dari sebelumnya walau bagaimana pun berusaha dan yang lebih penting kematian ternyata tidak memandang masa, tidak pula melihat umur.

Kompetisi demi kompetisi terus-menerus kita ladeni bahkan secara sadar kita ciptakan, baik itu atas nama karir, jabatan, harta kekayaan atau kekuasaan. Meski harus dengan menyikutkan lengan, menyudutkan kawan, menyemutkan permusuhan dan mengerucutkan kebencian. Masih banyak yang tidak tahu betapa kemenangan seharusnya bukan hal yang diperebutkan, kemenangan bukanlah panen yang tanpa menanam terlebih dahulu sejak dari bibit. Kemenangan adalah proses, kemenangan adalah proses yang tabah dan setia untuk terus-menerus dan jika berpaling pada al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 148 dimana Allah SWT sangat jelas berfirman “berlomba-lombalah dalam kebaikan” maka pemenang dari perlombaan yang diridhoi Allah dia yang paling baik kebaikannya bagi sesama manusia dan kehidupan.

Dia yang bermanfaat itulah yang berhasil memenagi hati masyarakat, dalam skala yang lebih luas siapa yang menuju rahmatan lil alamin, dia yang terbaik. Itu pula lah yang menjadi garis besar haluan ke-rasulan Muhammad SAW, yaitu menjadi anugrah bagi semesta raya dan fokus dari pelaksanaannya adalah menyempurnakan keutamaan akhlak mulia. Bukan untuk menjadi yang paling kaya diantara saudagar, bukan yang paling berkuasa diantara khalifah, bukan pula yang paling kuat diantara panglima. Muhammad yang merealisasikan kebaikan hati bahkan sejak sebelum menerima wahyu ilahi, langgeng sebagai legenda kebaikan. Karena menempatkan kebaikan diatas segala macam kepentingan manusia.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun tidak lama lagi kita akan mengalami perubahan tahun. Hijriah pun akan berubah menjadi 1346, umur pun akan bertambah. Sampai kapan lagi kita akan menunda diri menjadi manusia yang lebih baik dari sekarang. Sesungguhnya bukan waktu yang terbuang, namun yang lebih penting dari itu adalah waktu yang tersisa dan kita yang tidak pernah tahu masih berapa detik, berapa menit, berapa jam, berapa hari, berapa pekan, berapa bulan atau berapa tahun waktu yang kita punya, siapa tahu kita menjelang hari-hari terakhir.

Pergantian waktu selalu mengingatkan kita betapa tiada yang bisa melawan perubahan, alangkah membahagiakan jika perubahan itu berupa hijroh dari keburukan masa lalu menjadi kebaikan hari ini dan kemajuan yang lebih baik lagi pada masa-masa mendatang. Allah dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 218 berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka mengharapkan mengharapkan rahmat dari Allah, dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang”. Beriman atau tidak beriman kepada Allah, berhijrah atau tidak berhijrah menuju keadaan yang lebih baik, berjihad atau tidak berjihad di jalan Allah waktu terus berjalan. Dan demi waktu sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi, kecuali mereka yang beriman, beramal shaleh, mewasiatkan kebenaran dan kesabaran. Meski dari surat yang berbeda yaitu al-Qur’an surat al-Asr, petunjuk Allah ternyata masih memiliki benang merah yang sama dalam hal ini, yaitu merealisasikan kebaikan hati tanpa menunda waktu lagi.

Baik hati tidak ada ruginya sama sekali, berbeda dengan berburuk hati yang akan diikuti dengan penyakit-penyakit jiwa maupun raga pada pemiliknya. Ia yang baik hatinya akan murah senyum dan lapang dada, Ia yang baik hatinya akan menjelma menjadi agama itu sendiri. Seperti sabdanya Rasulullah “Ad-diin an-nasiihah” yang bermakna tindakan-tindakan agamis adalah prilaku-prilaku untuk saling menasihati. Tiada nasihat yang berupa kebencian dan permusuhan, itu bukan agama. Jika Allah saja menyatakan bahwa kasih sayangnya melampaui segala bentuk kemurkaannya, maka layak diyakini bahwa sesungguhnya setiap manusia memiliki kebaikan hati.

Kita hanya terus-menerus menjaga hubungan pertemanan, persahabatan, persaudaraan, saling menasihati dan berhenti berprasangka buruk satu sama lain. Tidak perlulah keburukan diberangus dengan cara-cara yang sama buruknya, kekerasan sebaiknya dihadapi dengan kelembutan. Karena kelembutan itulah hakikat dari hati yang terus menerus dibersihkan.

Comment on this post

About this blog

Jika diperas, inti Al-Quran ada di Alfatihah. Jika diperas lagi, inti Alfatihah ada di ayat pertama. Jika diperas lagi, intinya ada di kata Rahman-Rahim